26 November 2018 Oleh Admin Apa Itu Dangerous Goods? PENGERTIAN DANGEROUS GOODS Menurut Asosiasi Angkutan Udara International IATA dalam buku peraturan barang berbahaya Dangerous Goods Regulation dan Annex 18 tentang The Safe Transport of Dangerous Goods by Air, bahwa barang berbahaya didefinisikan sebagai berikut Bahwa suatu barang berbahaya adalah bahan atau zat yang berpotensi dapat membahayakan secara nyata terhadap kesehatan, keselamatan atau harta milik apabila diangkut dengan pesawat udara. Bahaya yang ditimbulkan akan berakibat pada keselamatan penerbangan. Pada dasarnya barang berbahaya dapat diangkut dengan pesawat udara, namun harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk aturan kemasan dan cara pengemasannya, pemberian label serta penyimpanan dan permuatannya. Hal ini memberikan petunjuk kepada mereka yang bergerak di bidang penanganan barang berbahaya yang akan dikirim atau diterima, agar tetap menjaga keamanan dan keselamatan terhadap kemungkinan terjadi kecelakaan penerbangan yang disebabkan petugas berwenang yang lalai atau kurang melaksanakan pengawasan yang ketat terhadap barang berbahaya tersebut. Pada dasarnya barang berbahaya dapat diangkut dengan pesawat udara, namun harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk aturan kemasan dan cara pengemasannya, pemberian label, serta penyimpanan dan pemuatannya. Apabila petugas yang menangani barang berbahaya menyimpang dari peraturan, maka dimungkinkan adanya bahaya yang akan mencelakakan manusia, merugikan perusahaan atau merusak fasilitas lain. Oleh karena itu, untuk menjamin keselamatan dan pengamanan serta lancarnya pengangkutan barang berbahaya diperlukan penanganan yang sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Dangerous goods adalah unsur-unsur zat bahan dan atau barang berbahaya yang sangat peka terhadap suhu udara, tekanan dan getaran serta dapat mengganggu terhadap kesehatan manusia maupun binatang, dapat menggangu serta membahayakan keselamatan penerbangan dan dapat merusakkan peralatan pengangkutan. KLASIFIKASI BARANG BERBAHAYA ATAU DANGEROUS GOODS Masyarakat pada umumnya belum banyak mengenal secara pasti bahwa suatu barang itu berbahaya kalau diangkut dengan pesawat udara, guna memudahkan mengenal barang berbahaya tersebut maka dibagi kelas dan divisi sebagai berikut 1. Golongan 1 – Explosives yaitu semua bahan peledak dan ini sangat dilarang dalam penerbangan. a. Sub-golongan – Article b. Sub-golongan – Article and substances c. Sub-golongan – Articles d. Sub-golongan – Articles e. Sub-golongan – Articles f. Sub-golongan – Articles Contoh Rudal, Nuklir, TNT, Granat, Dinamite, Bom Molotov, Mercon, Kembang Api. Gambar Explosive Hazard Labels 2. Golongan 2 – Gases udara berupa gas bertekanan,mudah terbakar. a. Sub-golongan – Flammable gas gas yang mudah terbakar. Contoh Gas LPJ, Butane, Hydrogen, Propane, Acetylene, Lighters. b. Sub-golongan – Non-flammable, non-toxic gas gas yang tidak terbakar dan tidak beracun. Contoh Oxygen, Nitrogen, Carbon dioxide Neon, Fire extinguisher, or low temperature liquefied gas as liquefied Nitrogen or Helium. c. Sub-golongan – Toxic gas gas beracun. Contoh Semprotan obat nyamuk, semprotan wangi-wangian Aerosols of low toxicity, Tear gas devices. Gambar Flammable Gas Hazard Labels Gambar Non-Flammable Gas Hazard Labels Gambar Toxic Gas Hazard Labels 3. Golongan 3 – Flammable Liquid benda cair yang mudah terbakar berupa cairan yang mudah terbakar. Tidak boleh kena panas. Contoh Bahan Bakar Minyak BBM, minyak tanah Paint, Alcohols, some Adhesives, Acetone, Petrol, etc. Gambar Flammable Liquid Hazard Labels 4. Golongan 4 – Flammable Solids yaitu berupa zat padat yang mudah terbakar, bila bersinggungan dengan air atau pancaran gas dalam seketika menimbulkan kebakaran, contoh karbit. a. Sub-golongan – Flammable Solids zat padat yang mudah terbakar Contoh batubara, Matches, Sulphur, Nitronaphthalene. b. Sub-golongan – Subtsances liable to spontaneously combastion zat mudah meledak. Contoh White or Yellow phosphorus, Magnesium dinamide. c. Sub-golongan – Substances which, in contact with water, emit flammable gas zat padat jika terkena air akan berubah menjadi gas dan mudah terbakar Contoh Calcium carbide, Sodium. Gambar Flammable Solid Hazard Labels Gambar Spontaneously Combustible Hazard Labels 5. Golongan 5 – Oxidizing substances and Organic peroxide berupa zat yang mudah menghasilkan O2 yg dapat mengakibatkan kebakaran atau bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam salt-like dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat. Oxidizer dibagi kedalam 2 sub divisi yaitu a. Sub-golongan – Oxidizer zat yang mudah beroksidasi dengan zat lain. Contoh Air raksa, Ammonium nitrate feltilizer, Calcium chlorate, Bleaches. b. Sub-golongan Organic peroxides zat yang mudah berorganic dengan zat lain. Contoh Belerang, Aspal, ter-Butyl hydroperoxide. 6. Golongan 6 – Toxic and Infectious Substances adalah zat padat atau cair yang bila di hirup atau di telan akan menyebabkan kematian. Berupa barang-barang yang mengandung racun yang merupakan bahan dan formulasi yang dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematianpada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inalasi melalui mulut ingestion, atau kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat tersebutmisalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzenedan atripin. Kelas 6 ini dibagi kedalam 2 sub divisi yaitu a. Sub-golongan – Toxic substances zat yang beracun Contoh Pestisida, Arsenic, Nicotine, Cyanide, Pesticides, Strychnine Some are totally forbidden Bromoacetone b. Sub-golongan – Infectious substances, yaitu salah satu zat yang dapat mengakibatkan infeksi dan kematianpada seseorang. Contoh Viruses, Vaksin, Bacteria, such as HIV AIDS, Rabies, some diagnostic specimens and biological products and Medical. 7. Golongan 7 – Radioactive material zat yang dapat mengeluarkan sinar radiasi bahan atau barang atau benda yang memancarkan radiasi. Materi ini biasanya digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir PLTN. Contoh Radionuclides or isotopes for medical or industrial such as Cobalt 60, Caesium 131 and Iodine 132. 8. Golongan 8 – Corrosives zat yang dapat mengakibatkan korosi = karat bahan yang dapat merusak jaringan kulit atau mempunyai tingkat korosif yang tinggi Contoh Battery acids, Mercury, Sulphuric acid. 9. Golongan 9 – Miscellianeous Dangerous Goods zat diluar 8 golongan Dangerous Goods bahan padat atau cair yang mempunyai sifat iritasi atau yang dapat menyebabkan ketidak nyamanan. Contoh Asbestos, Life Tafts, Internal Combastion Enginges Dry Ice, Carbon dioxide, solid, magnetors and non-shieled permanent magnets without keeper bars . Kesembilan kelas tersebut harus mendapat perlakuan khusus apabila akan diangkut dengan pesawat udara. Terkadang kita tidak sadar telah membawa barang-barang yang termasuk dalam Dangerous Goods tersebut ke dalam kabin pesawat,yang tentunya masih dalam batas kewajaran seperti contoh Korek api gas Dangerous Goods kelasls II,parfum beralkohol/ethanol, minuman beralkohol Dangerous Goods kelas III, areosol dalam batas max 500ml Dangerous Goods kelas II, baterai mengandung alkali Dangerous Goods kelas VIII, kamper, korek kayu Dangerous Goods kls IV, laptop ataupun peralatan elektronik pun apabila dalam jumlah besar masuk dalam kategori Dangerous Goods kelas IX.Contoh tersebut hanya sebagian kecil dari Dangerous Goods dan bisa di bawa ke kabin atau bagasi pesawat dalam batasan batasan dalam jumlah besar acuan kepada aturan tersebut,apabila bisa diangkut harus melalui pesawat kargo. MARKING AND LABELING OF DANGEROUS GOODS A. Tanda atau Marka Marking Pada dasarnya marka atau tanda-tanda yang harus ditempel atau dipasang pada paket atau kemasan suatubarang berbahaya menjadi tanggung jawab pengirim Shipper.Jenis marka atau tanda yaitu Marka khusus kemasan Packagespecifikation marking yaitu tanda yang menunjukkan ciri-ciri, misal UN 4G artinya tanda kotak dari bahan fiber-kayu fiberboard box. Kemasan yang menggunakan tanda untukjenis barangberbahaya, pengirim barang berbahaya, penerima barang berbahaya dan lainnya. B. Tanda-tanda spesifik kemasan Setiap kemasan yang akan diangkut dengan pesawat udara harus diberi tanda atau marking, sebagaimana contoh berikut UN 4G/Y50/S/99 NL/VL 824 Keterangan UN United Nations Simbul Internasional 4G 4 kode Fiberboard/papan fiber; G kode Boxs/kotak Y Packing Group kelompok kemasan 50 Maksimum kuantitas 50 kg S Solid/padat Inner Packing 99 Tahun pembuatan 1999 NL Negara yang berkepentingan VL Nomor pabrik C. Pemasangan Tanda-tanda Tanda-tanda yang diperlukan harus ditempel sesuai dengan jenis Barang berbahaya yang terdapat dalam kemasan. Tanda-tanda itu harus lekat benar dan tulisan harus tercetak jelas dengan catatan Tahan lama Mudah dilihat Latar belakang yang menyolok atau kontras Tidak tertutup oleh tanda lain Sesuai dengan peraturan barang berbahaya atau Dangerous Goods, bahwa tanda-tanda harus terletak pada kemasan dengan posisi yang benar sesuai dengan aturan di terdapat sisa tanda yang tidak perlu yang masih melekat pada kemasan, maka tanda lama tersebut harus dicabut dan diganti yang baru. Kaitannya dengan pemasangan tanda-tanda ini, pihak pengirim perlu mengadakan pemeriksaan ulang, apakah tanda-tanda pada kemasan telah lengkap dan memenuhi itu, tiap kemasan tunggal juga diberikan tanda-tanda. D. Label Labelling Setiap kemasan yang akan diangkut dengan pesawat udara harus ditempel label sesuai dengan isi kemasan. Pengirim bertanggung jawab menempelkan label pada kemasan tersebut, Sedangkan Airline operator yang mengangkut bertanggung jawab hanya mengganti label yang tidak jelas atau rusak selama pengangkutan. Yang dimaksud label adalah kertas bergambar dan bertuliskan, berbentuk segi empat yang menggambarkan barang berbahaya yang ditempel pada kemasan berukuran 100 mm x 100 mm. a. Jenis Label 1. Hazards Label atau label bahaya Label yang mengidentifikasikan adanya bahaya atau risiko, berupa gambar simbol dan nomor kelas yang masing-masing mempunyai warna dasar berbeda sesuai kelasnya. 2. Handling Label atau label Instruksi Label yang berisi gambar dan tulisan serta petunjuk lain yang merupakan instruksi untuk dilaksanakan atau ditaati. b. Syarat Penempelan Label antara lain 1. Semua label ditempel di tempat aman pada kemasan sehingga mudah dibaca, dilihat dan tidak kabur. 2. Setiap label harus ditempel atau tercetak secara jelas dan warna yang kontras. 3. Ditempel yang kuat dan ukurannya sesuai aturan yang berlaku. c. Posisi Label dalam pemasangan a. Berdampingan dengan teks alamat pengirim b. Label bahaya utama berdampingan dengan label bahaya tambahan c. Label CAO cargo aircraft only berdampingan pada sisi yang sama d. Tanda “this way up” dipasang pada kedua sisi yang bertolak belakang. Tabel Barang Berbahaya List of Dangerous Goods Barang berbahaya dalam setiap kelasnya ada yang berbentuk bahan atau zat atau unsur, baik yang berbentuk cair, padat atau gas. Dalam peraturan barang berbahaya DGR telah tercatat sebanyak sekitar bahan lihat list of Dangerous Goods. Nama barang atau bahan tersebut tersusun menurut urutan abjad dan setiap jenis memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain memiliki nomor identitas internastional, kelas atau divisi, packing group dan lain-lain. Pada tabel barang berbahaya memiliki sebanyak 11 kolom dengan fungsi dan kegunaan sebagai berikut 1. Kolom A Nomor identitas internassional UN atau identity number 2. Kolom B Nama jenis barang berbahaya proper shipping name 3. Kolom C Kelas atau Divisi class atau division 4. Kolom D Risiko tambahan subsidiary risk 5. Kolom E Label bahaya pazard label 6. Kolom F Kelompok kemasan packing group 7. Kolom G Petunjuk kemasan packaging instruction untuk berat yang dibatasi 8. Kolom H Maksimum berat bersih per paket max net quantity atau packageuntuk beratyang dibatasi. 9. Kolom I Petunjuk kemasan packaging instruction untuk pesawat penumpang danpesawat kargo 10. Kolom J Maksimum berat bersih per paket max net quantity per pakage for CAOuntuk pesawat penumpang dan kargo 11. Kolom K Petunjuk kemasan Packaging instruction untuk pesawat kargo saja CAO 12. Kolom L Maksimum berat bersih per paket max net quantity per pakage untukpesawat kargo saja 13. Kolom M Ketentuan khusus special provisions Penerapan Penggunaan Daftar Barang Berbahaya a. Contoh Daftar Barang Berbahaya 1. Barang berbahaya yang tertera pada kolom B adalah Hexachlorophene, termasuk Divisi dengan nomor identitas 2875, tidak memiliki risiko tambahan, tetapi mempunyai akibat membahayakan apabila bereaksi dengan bahan racun. 2. Jenis Barang Berbahaya ini memiliki tingkat bahaya rendah. 3. Untuk mengemas barang ini didasarkan pada petunjuk kemasan kolom G yaitu nomor Y619 dengan batasan berat sebanyak tidak lebih dari 10 kg saja kolom H, kemudian dapat diangkut dengan pesawat penumpang atau pesawat kargo. 4. Barang jenis ini dapat pula dikemas berdasarkan packing instruction nomor 619, dengan muatan maksimum seberat 100 kg kolom J dan dapat diangkut dengan pesawat penumpang atau pesawat kargo. 5. Namun kalau barang tersebut berat lebih dari 100kg sampai 200kg kolom L hanya boleh diangkut dengan pesawat kargo. 6. Barang berbahaya ini tidak terkena peraturan khusus dan spesial provisions kolom M. b. Langkah Pemeriksaan Barang Berbahaya Dalam rangka pemeriksaan suatu barang berbahaya diperlukan petunjuk atau pedoman yaitu pada daftar barang berbahaya list of Dangerous Goodsyang sudah baku sesuai dari IATA Dangerous Goods langkah-langkah sebagai berikut 1. Lihat nama jenis barang berbahaya Power shipping name and UN number. 2. Pastikan kelas atau devisi atau subsidiary apakah sesuai dengan daftar barang berbahaya. 3. Catat dan perhatikan harzad label, cocok atau tidak. 4. Lihat dan perhatikan packing group. 5. Perhatikan dengan cermat berat paket barang berbahaya, baik yang dapat diangkutdengan pesawat penumpang atau pesawat kargo atau pesawat kargo saja. 6. Periksa catatan pada kolom M, apakah ada special provisions atau tidak. TANGGUNG JAWAB PENGIRIM ATAU SHIPER DANGEROUS GOODS REGULATION BOOK 1. Diharuskan memberi informasi dengan jelas pada Shipper Declaration for Dangerous Good DGD berdasarkan Material Safety Data Sheet MSDS. 2. Memastikan bahwa barang Dangerous Goods yang dikirim melalui pesawat udara adalah tidak di larang untuk di angkut pesawat udara. 3. Harus mengidentifikasi isi kiriman tersebut, mengklasifikasikan, membungkus atau packing, label dan keterangan dan mendokumentasikannya sesuai dengan IATA Dangerous Good Regulation book. 4. Pembuat Shipper Declaration harus sudah mendapatkan pengetahuan atau training Dangerous Goods Regulation sebelum menyerahkan pengiriman ataupun membuat keterangan tentang kiriman Dangerous Goods tersebut. a. Tata cara pengiriman Dangerous Goods 1. Pengirim atau shipper memohon pembukuan terlebih dahulu melalui airlines customer service dengan memberikanMSDS, pemberitahuan tentang isi, tujuan dan tanggal pengiriman. 2. Customer service menginformasikan dan meminta klarifikasi persetujuan angkut atas lampiran MSDS dari pengirim kepada station ramp atau traffic yang bersertifikat Dangerous Goods Regulation. 3. Station ramp atau traffic akan meneliti MSDS serta peralatan yang ada apakah sudah sesuai ketentuan minimum Dangerous Goods Regulation. 4. Apabila data MSDS sesuai dengan ketentuan Dangerous Goods Regulation, station ramp atau traffic menkonfirmasikan kepada customer service barang Dangerous Goods tersebut dapat di angkut. 5. Bila data belum lengkap, station ramp atau traffic meminta kepada pengirim atau shipper untuk melengkapi persyaratannya disampaikan melalui customer service. b. Tanggung jawab operator atau airlines Acceptance adalah kegiatan awal yang harus melakukan pengontrolan Dangerous Goods shipment, sebagai berikut a. Check MSDS dari shipper b. Check pengisian shipper declaration sudah benar apa belum c. Check packing atau kemasannya. d. Check labeling dan markingnya e. Melaporkan ke station ramp atau traffic c. Tugas station ramp atau traffic a. Check MSDS dari shipper. b. Check pengisian shipper declaration of dangerous Goods DGD. c. Check packing atau kemasannya. d. Check labeling dan markingnya. e. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan dokumentasinya dengan menggunakan check list yang ada Dangerous Goods check list for anon- radioactive shippment. f. Membuat NOTOC Notifikasi to Captain apabila kiriman tersebut bisa diterima untuk di berangkatkan. g. Membuat pre alert ke transit dan destination station.
StickerPeringatan - icon bahaya benda terjatuh dari atas di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
According to the Bureau of Labor Statistics BLS, private industry employers reported approximately million nonfatal workplace injuries and illnesses in 2019. This estimate comes from the Survey of Occupational Injuries and Illnesses SOII. Nearly one-third of these injuries and illnesses resulted in days away from work. The BLS also reported that there were “888,220 nonfatal injuries and illnesses that caused a private industry worker to miss at least one day of work in 2019” and a total of 64,640 days away from work for injury or addition, a total of 5,233 fatal workplace injuries were reported in 2019, up 2% from the previous year. It’s clear that warehouse safety is an incredibly important aspect of your operations, both to keep your company running successfully and to keep your employees safe and productive. Here are the top 10 warehouse safety hazards to keep on your radar when performing your warehouse safety the latest data, the BLS reported that non-fatal falls, slips, and trips increased 11 percent in 2019 to 880. Falls accounted for a total of 792 fatalities in 2019. Make sure your employees know how to use safety railings, harnesses, and other measures to protect themselves. It’s also beneficial to cordon-off uneven or damaged areas while completing all, the cost of fixing a damaged pathway will be much less than paying for an injured employee. Falls, in total, are actually costlier and more dangerous than overexertion. Falls account for 27% of injuries and cost businesses $15-18 billion on average EquipmentWorking with heavy equipment produces many opportunities for injury. Make sure equipment is properly maintained and in good working order. Always ensure that your employees are well-trained on how to use any heavy equipment. Ensure your employees know the top safety tips for working with and around heavy equipment being aware of your surroundings, safely entering and exiting equipment, sustaining communication with other workers and using appropriate spotter signals, creating buffer zones, and workers knowing when to stop so that they are not in a dangerous PartsIt should come as no surprise that the heavy equipment frequently used in warehouse operations creates a huge safety concern, especially when it’s in motion. In fact, inadequate forklift safety is a common source of citations from OSHA. Keep the moving parts of any equipment labeled clearly with any potential safety concerns. And, as always, be sure to provide continuing awareness and job-specific education on how to use or avoid unwanted contact with these MaterialsAccording to OSHA reports, 83 workers died in 2019 – an average of almost 7 workers every month – from crushing injuries typically caused by heavy machinery and materials. Similar to heavy equipment injuries, it’s important to train employees on how to move and store heavy materials — and the equipment used to move them is the leading cause of disabling injuries in warehouses and distribution centers, accounting for 31% of injuries and costing businesses an estimated $12-14 billion annually. What are overexertion injuries? For example, injuries caused by lifting, pushing, pulling, holding, carrying, or throwing objects all fall under the category of help prevent overexertion-related accidents, your employees must receive proper safety training. In particular, learning how to lift and carry objects without injury is a vital part of warehouse worker training. Be sure to provide your employees with safety equipment such as lifting straps to help encourage safe moving and and TripsAccidents happen and are probably obvious warehouse safety hazards, but it’s important to take every precaution to avoid as many of them as possible. Slips and trips are often grouped with falls in reporting, but the cause of falls vs. slips and trips is typically aware of any loose materials on the floor, poor lighting, spills, or any steps or uneven flooring and correct these dangers as soon as possible. Hazard signs, caution tape, and anything else to increase visibility and awareness are important to implement while working on more long-term SubstancesSolvents, flammable substances, and carcinogens are some of the harmful substances that can cause injury or death at work. Hazard communication is key when it comes to these types of potentially harmful substances correctly and provide proper safety equipment like eye and mouth protection as well as respiratory aids when required. Also, ensure that your work environment does not contain substances like asbestos that can seriously harm your workers both short- and fires can obviously be devastating to your business and your employees. Luckily, they’re also extremely preventable. One of OSHA’s top citations is a lack of portable fire extinguishers. You should also ensure exits are free of obstructions and can be found easily. According to the National Fire Protection Association NFPA, there is an average of 1,210 warehouse fires every year. These fires resulted in the death or injury of 22 employees and cost an average of $155 million in direct property marking your fire exits, providing fire extinguishers, storing flammable materials properly, and not leaving wires exposed are quick ways to make your warehouse safer in the event of a fire. Maintaining a clear flue space will reduce the chance that the fire will spread, as sprinklers can more easily access it and extinguish it. The Rack Safety Strap and Fixed Rack Safety Net are wonderful products for maintaining a clear flue ObjectsWorking in a warehouse almost guarantees that some materials will be stacked on racks above the heads of employees. Therefore, it’s possible for items to fall from those racks and cause injuries or get lost in the flue the solution to this potential problem is quick and affordable. Adrian’s Pallet Rack Safety product line offers effective, simple, and affordable solutions for work area protection and flue space compliance. Our products do not require any tools or retrofitting, install in seconds, and are more affordable than many other safety of AwarenessA common thread in preventing all these workplace injuries is awareness. It’s the responsibility of managers and supervisors to provide the proper awareness and work-related education for operating machinery, lifting, and other potential never worth it to skip training — this is a lame and false attempt to save time and money. It should be your utmost goal to keep employees safe and limit warehouse safety hazards. Of course, injuries will cost your company more money in the long run — especially if they’re due to company information was originally published on March 6, 2019 and has since been updated.
Ternyata meletakkan banyak barang di atas kulkas memiliki dampak negatif, bahkan bahaya. Dikutip dari meletakkan barang-barang berukuran besar hingga berukuran kecil dapat menghalangi panas keluar. Kompresor akan bekerja lebih keras dari seharusnya, yang mana akan membuat tagihan listrik melonjak. Umur kulkas jadi lebih pendek.
Mengapa keselamatan kerja di gudang sangat penting? Paling tidak ada tiga alasan untuk melindungi karyawan yang bekerja di untuk melindungi aset perusahaan yang tersimpan di gudangKetiga, untuk menjamin keberlangsungan usaha perusahaanSekarang kita bayangkan, apa saja yang tersimpan di gudang…Bahan baku, sparepart, bahan kimia, kemasan, barang setengah jadi sampai dengan barang dihitung-hitung, bisa jadi lebih dari 30% aset perusahaan di simpan di jadi jumlah ini jauh lebih besar jika barang jadi numpuk dan masih disimpan di jika terjadi kebakaran misalnya. Maka bisa dibayangkan berapa potensi kerugian yang akan diderita oleh besar, bukan?Pentingnya Identifikasi Potensi Bahaya di GudangSeperti halnya lokasi atau area kerja lain, gudang atau warehouse menyimpan begitu banyak potensi bahaya atau resiko mengetahuinya, maka identifikasi harus dilakukan secara identifikasi maka satu-persatu potensi bahaya bisa itu, lakukan rencana pengendalian bahaya yang paling teknik pengendalian bahaya yang dipilih harus tepat dengan potensi bahaya yang hanya menggunakan APD atau alat pelindung diri. Atau menggunakan prosedur disesuaikan dengan masing-masing potensi bahaya satu gudang dengan gudang yang lain bisa tergantung dari lokasi gudang, desainnya, jenis bahan yang tersimpan di gudang, kelengkapan fasilitas, kemudahan akses masuk dan keluar, dan pada saat melakukan proses identifikasi bahaya atau resiko K3, maka pastikan semua informasi di atas sudah anda semua kegiatan yang dilakukan di gudang anda sudah identfikasi tidak ada yang terlewat. Buat dalam bentuk list supaya semua tercatat dengan kita asumsikan anda telah menyelesaikan identifikasi bahan dan bawah ini ada potensi bahaya di gudang, yang sifatnya umum. Anda bisa menggunakannya sebagai pertimbangan ketika melakukannya sendiriTempat Penyimpanan dan Sistem RakPotensi bahaya yang terkait dengan tempat penyimpanan dan sistem rak diantaranya adalahRak tempat penyimpanan terjatuh, sebagian atau seluruhnya karena getaran atau kondisi rak yang tidak baikRak tertabrak forklift yang mengakibatkan barang yang tersimpan di atas rak jatuhBarang yang tersimpan di atas rak jatuh menimpa orang atau forkliftOrang tertabrak forklift pada saat proses penyimpanan atau pengambilan barang dari rakKemasan bocor, bahan kimia B3 tercecer, terkena orang atau bisa menyebabkan kebakaranReaksi antara dua bahan kimia yang bocor keluar dari kemasannya. Biasanya kasus seperti ini bisa menghasilkan bahan kimia lain yang dari ketinggian pada saat pengambilan atau penyimpanan barangArea Loading dan UnloadingPada area ini proses menurunkan barang dari truk ke tempat penyimpanan itu, aktivitas menaikkan barang jadi dari tempat penyimpanan ke atas truk juga dilakukan untuk bahaya yang terkait dengan area ini antara lainTertabrak truk pengangkutTerjepit di antara truk dan tempat penyimpanan barangTertabrak forkliftTertimpa barang yang belum diamankanTabrakan antara forklift dengan trukMenghirup gas beracun karbon monoksida pada gudang yang tertutup dengan ventilasi yang tidak baik. Gas bisa berasal dari genset atau asap kendaraan bermotorTerpeleset karena lantai licinTersandungTerbenturKebakaranJika terdapat manual handling atau manual lifting maka potensi bahaya seperti cegera punggung, cedera otot atau tertimpa benda berat bisa dari ketinggianJika conveyor digunakan, maka potensi bahaya seperti terjepit atau terlilit mesin conveyor yang berputar bisa aliran listrikJika pengemasan barang atau bahan dilakukan di gudang maka potensi bahaya seperti terpapar bahan kimia B3 bisa Identifikasi Secara BerkalaPada saat proses identifikasi yang pertama kali, bisa jadi ada potensi bahaya yang belum seperti ini sangat umum terjadi. Anda tidak perlu jika terdapat bahan kimia baru yang digunakan, maka identifikasi bahaya juga perlu dilakukan adanya perubahan fasilitas di gudang, maka identfikasi ulang juga harus agar semua potensi bahaya teridentifikasi, maka lakukan proses identifikasi secara prosedur yang jelas yang menetapkan frekuensi tinjauan ulang atas daftar potensi bahaya harus pula kondisi seperti apa yang menyebabkan proses identfikasi ulang harus tetapi, jika anda tidak konsisten dalam menerapkan prosedur yang anda tetapkan sendiri, maka semuanya tidak ada terkait
anepernah gan jatuh kepleset tapi jatuhnya pantat duluan, ane hampir ga sadar n efeknya tulang punggung ane jadi kecetit, susah bwt bungkuk
Pernahkah Anda melihat orang yang bekerja di ketinggian? seperti membersihkan gedung, memperbaiki kabel listrik atau pekerja kontruksi bangunan. Bekerja di ketinggian tentu memiliki risiko tinggi mulai dari jatuh, cedera, luka serius hingga kematian. Untuk itu, setiap pekerja harus dibekali dengan pemahaman K3 keselamatan dan Kesehatan Kerja agar bisa mengidentifikasi bahaya dan meminimalisir risiko, karena jika pekerja lalai bukan hanya membahayakan pada diri sendiri namun orang lain dan lingkungan sekitar. Dalam profesi ini belum adanya spesifikasi mengenai jarak minimum. Namun, sebagian besar perusahaan sepakat untuk jarak meter lebih sebagai kategori bekerja di ketinggian. Maka dari itu, penting untuk pekerja menggunakan alat pelindung untuk keselamatan diri. Tetapi, pada kenyataanya masih banyak pekerja yang kurang paham atau memperhatikan keselamatan diri saat bekerja di ketinggian. Untuk itu, perlu Anda ketahui 8 komponen wajib yang digunakan untuk perlengkapan sistem perlindungan bahaya jatuh, sebagai berikut Safety Belt Sabuk keselamatan atau Safety Belt adalah salah satu alat pelindung jatuh yang kerap dipakai oleh pekerja yang bekerja di ketinggian. Alat ini mempunyai fungsi yang sama dengan alat Full Body Harness, akan tetapi Safety Belt hanya dikaitkan ke bagian pinggang pekerja saja serta bagian lanyard dikaitkan ke anchor. Pemakaian Safety Belt sebagai alat pelindung jatuh mesti mempertimbangkan bahwa sebaiknya alat Safety Belt tidak dipergunakan untuk pekerjaan yang memungkinkan pekerja bisa terjatuh dari ketinggian, sebab jika pekerja terjatuh maka pekerja tersebut masih bisa mengalami cedera di bagian pinggang ataupun bagian tulang belakangnya meskipun pekerja tersebut tak mengenai permukaan tanah dalam artisan pekerja tergantung. Full Body Harness Alat ini didesain untuk melindungi semua bagian penting pengguna yaitu panggul, dada, paha, dan seluruh tubuh pengguna, sehingga lebih aman saat bekerja di ketinggian. Penggunaan body harness dilengkapi D-ring yang terletak pada bagian punggung serta bisa dipasangkan ke lanyard, lifeline, dan komponen lain yang kompatibel dengan body harness. Shock Absorber Istilah lain alat ini dikenal atau disebut dengan alat penahan jatuh dengan fungsi menahan tubuh pengguna ketika jatuh dari ketinggian, mencegah kerusakan, serta mengurangi kekuatan tekanan pada anchor. Shock absorber biasanya diproduksi terpisah atau dirancang menyatu dengan lanyard. Menurut standar CSA shock absorber dapat meningkatkan panjang lanyard hingga 1,2 meter ketika menerima beban 100 kg dan jatuh dari ketinggian 1,8 meter Lanyard Alat ini adalah tali pendek pengikat yang umumnya berfungsi untuk menahan guncangan bila pekerja terjatuh bebas. Pekerja bisa menggunakan lanyard untuk membatasi guncangan saat jatuh bebas dengan panjang maksimum 1,2 meter. Sebaiknya pasang lanyard/ pasang hook di atas atau paling tidak sejajar dengan dada, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jarak vertikal atau jarak jatuh tubuh pekerja. Sebuah lanyard selalu diposisikan antara anchor point dan body harness. Anchor point anchor Setiap pekerja harus memastikan bahwa anchor yang tersambung pada lifeline dan lanyard harus kuat. Posisi anchor point harus stabil dan lokasinya sudah sesuai. Jika penggunaan anchor diperuntukkan sebagai pelindung atau penahan pekerja dari kemungkinan terjatuh, anchor harus mampu menahan beban setidaknya 3,5 kN 363 kg atau setidaknya empat kali berat pekerja. Sedangkan, bilamana penggunaan anchor sebagai penahan saat terjatuh, anchor harus mendukung setidaknya 22 kN 2,5 ton. Fall arrestor rope grab Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja ketika sedang melakukan perpindahan tempat atau bergerak secara vertikal, biasanya berjarak cukup panjang. Bila pekerja bergerak ke atas, maka rope grab akan ikut bergerak naik mengikuti gerakan pekerja, tetapi bila pekerja tersebut tiba-tiba terjatuh, maka perangkat ini secara mekanik akan mencengkeram lifeline. LifeLine Lifeline adalah tali pengaman fleksibel yang terbuat dari serat, kawat, atau anyaman. Lifeline biasanya dikaitkan pada anchor point. Adapun standar dari Lifeline harus memiliki kekuatan daya tarik minimum 2,75 ton atau setara dengan diameter tali 60 mm. Lifeline dapat dipasang secara vertikal atau horizontal, tergantung kebutuhan. Retractable lifeline Alat ini juga memiliki fungsi yang baik, karena akan menarik serta mengunci tubuh pada saat terjadinya tarikan secara tiba-tiba. Oleh sebab itu alat ini harus terpasang pada posisi tubuh dalam keadaan tegak. Untuk melindungi diri dari risiko jatuh, penting menggunakan semua alat yang sudah dijelaskan diatas, tentunya alat harus sesuai dengan standar keselamatan. Selain itu, setiap pekerja harus memahami K3 kesehatan dan keselamatan kerja sebagai fondasi untuk bekerja. Synergi Solusi Indonesia – ISC Safety School Member of Proxsis menyediakan jasa training K3 dan telah dipercaya oleh banyak perusahaan swasta maupun pemerintahan. Sumber safetysign Anda Mungkin Juga Suka Artikel Terkait
Ikutilangkah-langkah ini untuk membuat area pembunuhan dan pengumpulan barang yang sempurna di ladang besi: 1. Untuk memulai, buat atap di atas struktur penduduk desa dan tambahkan batas internal setinggi tiga blok ke atap. Anda akan mendapatkan platform yang mirip dengan area penduduk desa. 2. Kemudian, tempatkan air di salah satu sudut
Menurut Permenaker 09 Tahun 2016, Bekerja pada ketinggian adalah kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja pada tempat kerja di permukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang menyebabkan Tenaga Kerja atau Orang Lain yang berada di tempat kerja Cidera atau Meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda. Kegiatan /aktifitas ini juga merupakan kegiatan yang dikategorikan sebagai “Class 1 Risk Activities“, Berdasarkan laporan Labour Force Survey LFS2 UK, Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang berdampak pada cidera serius dan kematian adalah terjatuh dari atas ketinggian 31% dan sebagian besar terjadi pada pekerja bidang konstruksi 11%. Tempat tersebut dapat berada di atas atau dibawah suatu level dasar atau pekerja untuk naik maupun turun mendapatkan jalan masuk ke access to atau jalan keluar dari egress from suatu tempat ketika bekerja, dengan tidak menggunakan tangga jalan staircase yang ada pada bangunan permanen. Mungkin sebagian dari anda sudah pernah memiliki pengalaman bekerja di ketinggian, atau sebagain lain belum sama sekali. Memiliki pengalaman atau tidak, tentunya kita harus kembali mengetahui terkait potensi bahaya bekerja di ketinggian untuk menjadi bekal kewaspadaan kita ketika kita bekerja di ketinggian. Adapun potensi bahaya bekerja di ketinggian ialah • Jatuh di di permukaan contoh terpeleset • Jatuh terbentur satu Objek • Jatuh dari kendaraan/perlengkapan • Jatuh dari tangga • Jatuh dari level yang tidak sama • Jatuh dari objek yang terbuka/terjerumus Oleh karena itu, dalam melakukan pekerjaan diatas ketinggian ada beberapa hal yang harus / perlu diperhatikan, yaitu Fasilitas tempat kerja Alat pelindung diri yang diperlukan Kondisi aman pada lokasi kerja Kondisi kesehatan Pekerja Fasilitas tempat kerja, harus aman dari – Bahaya jatuh, baik pekerja itu sendiri atau bahaya jatuh material/alat yang akan digunakan. – Bahaya jatunya seperti kekuatan angin yang berada diatas. – Kenyamananh percikan bara api, baik aktifitas pemotongan atau pengelasan/gouging – Dan faktor lain Proteksi dari bahaya tersebut adalah – Jika tempat kerja menggunakan scaffolding platform harus terlebih dahulu diperiksa oleh orang yang kompeten – Pekerja yang akan beraktifitas diatas harus memperlengkapi diri dengan alat pelindung diri serta pelindung jatuh body harness dan dipergunakan dengan benar – Jika pekerja akan naik/turun dan pekerja terasa lelah ingin sejenak istirahat maka hook body harness dicantolkan pada handrail atau pipa scaffolding yang terpasang – Lantai kerja harus diproteksi dengan fire blangket jika ada pemotongan atau pengelasan – Lantai kerja harus dipastikan terikat dengan kuat & tidak ada celah / lubang yang dapat pekerja terperosok. – Perlengkapan alat disimpan didalam box atau jika pada saat tidak digunakan serta material yang tidak terpakai sebaiknya disimpan didalam box – Jika pekerja membutuhkan peralatan tambahan, sebaiknya peralatan tersebut dikerek menggunakan tambang dan katrol – Di-barikade lokasi tersebut atau pasang signboard dilarang melintas ada perkerjaan diatas ketinggian – Jika pekerja bekerja diatas ketinggian dan menggunakan sarana personal basket atau Man Box dipastikan pekerja memasang body harness pada Safety Line yang sudah disediakan – Kesehatan pekerja diperiksa tekanan darahnya terlebih dahulu oleh orang kompeten dalam hal ini nurse Keharusan menggunakan alat pelindung jatuh Body Harness tidak hanya ditujukan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan diatas ketinggian saja akan tetapi juga diberlakukan kepada semua orang yang berkepentingan diatas ketinggian. Apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat bekerja di ketinggian Boleh dilakukan Melakukan pekerjaan sebanyak mungkin dari bawah tidak bekerja di ketinggian kecuali terpaksa Memastikan pekerja bisa mendapatkan kondisi aman ke dan dari tempat mereka bekerja di ketinggian Memastikan peralatan cocok, stabil dan cukup kuat untuk pekerjaan, dipelihara dan diperiksa secara teratur Mengambil tindakan pencegahan ketika bekerja pada atau dekat permukaan rapuh Memberikan perlindungan dari benda yang jatuh Mempertimbangkan evakuasi darurat dan penyelamatan prosedur Tidak boleh dilakukan Beristirahat pada tangga terhadap permukaan atas yang lemah, misalnya kaca atau talang plastik Penggunaan tangga atau stepladders untuk tugas-tugas berat atau berat, karena seharusnya peralatan tersebut hanya digunakan untuk pekerjaan ringan durasi pendek maksimum 30 menit pada satu waktu membiarkan siapa pun yang tidak kompeten yang tidak memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan itu bekerja di ketinggian Untuk meminimalkan potensi risiko dari bekerja di ketinggian perhatikan dan lakukanlah langkah-langkah berikut 1. Cari alternatif lain selain bekerja di ketinggian Pertanyaan pertama yang harus kita ajukan adalah apakah kita perlu melakukan pekerjaan di ketinggian tersebut? Apakah pekerjaan tersebut bisa dilakukan di ground level permukaan tanah dan kemudian dipasang atau diangkat ke posisinya setelah selesai? Jika sudah tidak ada pilihan lagi dan terpaksa harus dilakukan bekerja di ketinggian maka prioritas selanjutnya adalah bagaimana melindungi pekerja agar tidak terjatuh dari ketinggian. 2. Lakukan perencanaan terkait bahaya Sebelum mulai bekerja di ketinggian, perencanaan atau risk assessment harus dibuat dan tindakan pengendalian bahaya harus masuk perencanaan untuk melindungi pekerja dari resiko terjatuh dari ketinggian. Beberapa hal yang harus masuk perencanaan terkait bekerja di ketinggian diantaranya Izin kerja apa saja yang diperlukan, ingat banyak pekerjaan di ketinggian tergolong dalam jenis pekerjaan yang berisiko tinggi contohnya pekerjaan di ketinggian yang memerlukan scaffold. Pekerjaan yang berisiko tinggi seperti ini pasti memerlukan alur perizinan khusus. Apakah ada saluran listrik di sekitar area kerja tersebut, jika ada rencanakan jarak amannya Berapa kapasitas beban maksimum dari struktur dimana pekerja melakukan pekerjaan Apakah ada kemungkinan benda jatuh Apa saja alat pengaman dan pelindung diri yang diperlukan atau sistem fall protection apa yang diperlukan, berapa panjang lanyard yang diperlukan dsb. Apakah alat pengaman dan pelindung diri ini dalam kondisi yang baik dan diinspkesi secara rutin Apakah perlu menggunakan halangan jatuh, misalnya menggunakan jaring safety net Apa saja yang diperlukan jika kejadian jatuh benar-benar terjadi, misalnya siapa yang akan standby di lokasi menunggui pekerjaan tersebut, siapa yang telah terlatih menjadi emergency responder, apakah peralatan penyelamatan tersedia, apa yang harus dilakukan jika pekerja mengalami suspension trauma atau harness hang syndrome biasanya diakibatkan karena tergantung diharness setelah jatuh. Jika menggunakan scaffold atau perancah, apakah scaffold tersebut rutin diinspeksi, apakah scaffold tersebut rusak atau ada cacat Perhatikan jika ada lubang atau pijakan yang tidak kuat di tempat bekerja di ketinggian, misalnya atap tempat masuk cahaya yang biasanya rapuh dan tidak boleh diinjak. Buat penanda atau barikade jika diperlukan. Usahakan hindari sebisa mungkin bekerja menggunakan tangga. Jika menggunakan Mobile Elevated Work Platforms MEWP, alat ini harus dioperasikan oleh orang yang berkompeten 3. Lakukan pekerjaan sesuai perencanaan dan gunakan fall protection Setelah melakukan perencanaan, kini saatnya mengeksekusi pekerjaan dan lakukan semua yang sudah direncanakan. Yang paling utama adalah gunakan fall protection seperti yang telah direncanakan. Ada dua jenis fall protection yakni collective dan individual fall protection. Collective fall protection adalah perangkat yang mencegah pekerja terjatuh seperti pagar/guardrail, platform kerja, scaffold, dll. Tambahan peralatan lain seperti jaring safety net, air bags atau crash decking. Saat memasang collective fall protection harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan selalu perhatikan informasi dari produsennya. Individual fall protection adalah perangkat yang melindungi pekerja jika pekerja terjatuh seperti fall arrest system. Untuk individual fall protection dapat menggunakan full body harness dan line sebagai persyaratan minimumnya. Saat menggunakan individual fall protection, pastikan titik tambat anchorage point telah dipilih dah diuji sesuai aturan yang berlaku. 4. Hentikan pekerjaan jika diperlukan Jangan ragu untuk menghentikan pekerjaan jika ditemui hal-hal yang membahayakan seperti personil memakai perlindungan jatuh tidak 100% terikat, fall protection rusak atau cacat atau hal-hal lain yang kurang meyakinkan untuk melanjutkan pekerjaan. Solusi harus dicarikan sebelum pekerjaan di ketinggian dapat dimulai kembali.
BahayaBarang Terjatuh Dari Atas Bahaya Biologi Bahaya Kebisingan Tinggi Bahaya Laser Bahaya Pernafasan Benda Tajam Beracun Cairan Panas Forklift Gas Bertekanan Hati-Hati Kepala Terbentur Ketinggian Lantai Kolam Dalam Medan Magnet Tinggi Mudah Terbakar Nyala Otomatis Oksidator Pengangkatan Crane Permukaan Panas Radiasi Tangan Terjepit Tangga
Salah satu kecelakaan yang paling sering terjadi pada kaum lansia adalah sering terjatuh. Hal ini tidak bisa dibiarkan karena berbahaya untuk kesehatan. Lansia yang tiba-tiba sering jatuh dan hilang keseimbangan dapat berisiko mengalami cedera otot hingga gegar otak. Oleh sebab itu, penting bagi anggota keluarga maupun caregiver untuk mengetahui apa penyebab lansia sering terjatuh dan bagaimana cara mengantisipasinya agar risiko jatuh pada lansia dapat diminimalisir. Simak informasi selengkapnya berikut ini. Penyebab lansia sering jatuh Lansia dapat dengan mudah terjatuh di tangga, kamar mandi, ruangan yang remang, karpet yang tidak digelar dengan rapi di atas lantai, hingga saat mencoba untuk meraih barang di lemari dan sebagainya. Beberapa penyebab lansia sering terjatuh adalah 1. Gangguan keseimbangan tubuh Risiko jatuh pada lansia akan meningkat akibat adanya gangguan keseimbangan tubuh. Hal ini biasanya dialami oleh lansia yang menderita penyakit seperti Parkinson dan stroke. Sejumlah kondisi lainnya seperti hipertensi, dehidrasi, dan gangguan pendengaran yang menyebabkan kepala pusing juga bisa berimbas pada terganggunya keseimbangan sehingga lansia mudah jatuh. 2. Otot tubuh melemah Salah satu perubahan fisik pada lansia adalah melemahnya otot tubuh. Ini yang jadi penyebab lansia rentah jatuh. Tidak bisa dipungkiri, seiring bertambahnya usia, otot-otot tubuh akan berkurang kekuatannya. Padahal, otot memiliki peran penting dalam menopang dan menunjang pergerakan tubuh. Tak ayal, melemahnya otot tersebut membuat lansia kesulitan untuk bergerak, seperti saat berjalan, hingga akhirnya membuatnya sering terjatuh. Oleh sebab itu, sebaiknya anggota keluarga maupun caregiver yang merawat perlu untuk mendampinginya setiap beraktivitas. 3. Gangguan penglihatan Adanya gangguan penglihatan pada lansia seperti katarak dan glaukoma juga dapat meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Penglihatan yang buruk akan membuat lansia kesulitan untuk melihat benda-benda di sekitarnya. Alhasil, lansia berpotensi menabrak atau menyenggol barang-barang tersebut hingga akhirnya terjatuh. 4. Hilang kesadaran Lansia jatuh bisa karena ia tiba-tiba saja kehilangan kesadaran alias pingsan. Umumnya, kasus ini dialami oleh lansia yang mengalami masalah pada jantung, seperti Detak jantung cepat takikardia Detak jantung lambat bradikardia Detak jantung tidak teratur fibrilasi atrium Baca JugaSenolytics Obat Potensial yang Tengah Diuji untuk Melawan PenuaanApa Itu Alzheimer? Kenali Tahapan dan Gejalanya7 Gejala Osteoporosis Tahap Awal dan Lanjut yang Perlu Diwaspadai Risiko bahaya bagi lansia yang sering terjatuh Insiden jatuh pada lansia sekilas tampak tidak serius. Namun, sebenarnya lansia jatuh dapat mengakibatkan dirinya mengalami masalah serius di kemudian hari apabila hal ini terjadi berulang-ulang, seperti 1. Perdarahan otak Saat terjatuh, kepala dapat menghantam lantai dan menyebabkan benturan. Trauma kepala ini dapat membuat pembuluh darah di otak di pecah, dan menyebabkan perdarahan otak. Jika tidak segera ditangani, perdarahan otak dapat menyebabkan kehilangan kesadaran dan bahkan kematian.. 2. Cedera saraf tulang belakang Salah satu akibat lansia jatuh yang juga umum terjadi adalah cedera saraf tulang belakang. Cedera saraf tulang belakang dapat menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan gerak tertentu, umumnya bagian bawah tubuh. Selain tidak dapat menggerakkan dan merasakan bagian tubuh tertentu, cedera saraf tulang belakang akibat kecelakaan karena sering jatuh dapat membuat penderita kehilangan kendali buang air besar dan kecil, rasa sakit atau sensasi menyengat, serta perubahan pada fungsi seksual. 3. Gegar otak Salah satu bahaya lansia terjatuh yang juga umum terjadi adalah gegar otak. Gegar otak membuat seseorang mengalami kehilangan fungsi otak secara sementara. Orang yang mengalami gegar otak tidak selalu kehilangan kesadarannya, tetapi gegar otak dapat membuat penderita menjadi linglung. Gegar otak berpengaruh pada memori, refleks, daya nalar, cara berbicara, koordinasi otot, dan keseimbangan tubuh. Tidak jarang penderita tidak dapat mengingat kejadian sebelum atau sesudah kecelakaan 4. Keretakan tengkorak Keretakan pada tengkorak disebabkan oleh adanya benturan kuat yang dapat terjadi saat terjatuh. Beberapa gejala ringan yang dapat dialami adalah mual, penglihatan kabur, hilangnya keseimbangan, leher yang kaku, sakit kepala, muntah, gelisah, mudah marah, kebingungan, rasa kantuk yang berlebih, pingsan, dan pupil yang tidak bereaksi terhadap cahaya. Sementara gejala berat yang dapat dialami adalah rasa sakit yang parah, pembengkakan, kemerahan, dan sensasi hangat di daerah yang terbentur, dan memar pada daerah yang cedera, di bawah mata, atau di belakang telinga. Perdarahan dapat terjadi pada luka di dekat daerah yang cedera, di daerah cedera, atau di sekeliling mata, telinga, dan hidung. Perdarahan juga dapat timbul di kulit sebagai lebam. 5. Cedera aksonal difus diffuse axonal injury Bahaya lansia sering terjatuh juga bisa memengaruhi sel saraf pada otak. Saat jatuh, otak dapat bergerak secara cepat dan tiba-tiba yang mana menyebabkan jaringan otak putus. Cedera ini merupakan salah satu cedera otak paling umum dan yang paling parah. Jika cedera aksonal difus parah, maka penderita dapat kehilangan kesadaran selama enam jam atau lebih. Saat cedera tidak parah, penderita tetap sadar tetapi dapat mengalami beberapa gejala kerusakan otak. Baca JugaMacam-Macam Obat Osteoporosis Agar Tulang Tidak Semakin KeroposBerapa Tekanan Darah Normal pada Lansia? Ini InformasinyaMengenal Post Power Syndrome yang Kerap Dialami Lansia Ini yang harus dilakukan saat lansia terjatuh Saat mendapati lansia terjatuh, tetaplah tenang dan jangan panik. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai pertolongan pertama lansia jatuh, yaitu Mintalah lansia mengambil napas dalam dan tetap diam di tempat untuk mengatasi syok setelah terjatuh. Jangan langsung cepat-cepat berdiri karena bisa mencederai otot. Tanyakan apakah ada yang luka atau sakit. Perhatikan luka atau kemungkinan patah tulang. Jangan pindahkan lansia apabila terdapat tulang yang patah. Cara memindahkan yang salah justru dapat memperburuk fraktur. Segera telepon rumah sakit. Jika kondisinya cukup stabil, carilah pegangan pada benda yang kokoh atau bantu ia berpegangan dan bangun. Beristirahatlah sejenak untuk membantunya menyesuaikan tekanan darah kembali. Apabila saat membantunya bangun, lansia merasakan sakit, berhentilah pada titik itu dan gerakan tubuh secara perlahan untuk membantunya menemukan posisi yang lebih nyaman. Setelah jatuh dan keadaan mulai stabil, tak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter demi memastikan kondisi baik-baik saja. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai nutrisi atau vitamin apa saja yang mungkin dibutuhkan untuk mencegah lansia terjatuh. Cara mencegah lansia terjatuh Ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk melindungi lansia dari risiko terjatuh. Berikut ini sejumlah langkah pencegahan jatuh pada lansia 1. Berkonsultasi dengan dokter Berkonsultasi rutin dengan dokter bermanfaat bagi para lansia untuk mengetahui apa saja yang memicu lansia mudah terjatuh. Dokter biasanya akan menilai kondisi lansia dengan mengajukan beberapa pertanyaan umum, seperti Apakah pernah terjatuh sebelumnya? Apakah penyebabnya berasal dari penyakit tertentu? Adakah efek samping obat tertentu yang membuat mereka mudah terjatuh? Apakah lansia perlu menggunakan tongkat atau berpegangan saat berjalan? Apakah mereka merasa tubuhnya tidak stabil? 2. Pahami rutinitas lansia Supaya bisa meminimalisir risiko jatuh pada lansia, Anda juga perlu memahami kegiatan sehari-harinya. Kenali dan catat apa saja yang bisa memicu lansia jatuh, mulai dari bangun pagi hingga kembali tidur di malam hari. Anda perlu mengetahui perabot apa saja di rumah yang membuat lansia sering tersandung, obat-obatan yang mengganggu koordinasi tubuhnya, serta bahaya lain yang ada di sekitar tempat tinggal lansia. 3. Jauhkan lansia dari jangkauan barang-barang berbahaya yang ada di rumah Bahaya lebih rentan terjadi di area dapur, ruang tamu, kamar mandi, tangga, dan lorong rumah. Bahaya ini bisa berasal dari perabotan, tata letak, bahkan kebersihan rumah Anda. Anda bisa mencegah lansia agar tidak terjatuh dengan cara menyingkirkan sumber bahaya di rumah. Berikut caranya Pindahkan meja kecil, rak, atau tanaman dari tempat yang sering dilewati Simpan tumpukan pakaian, makanan, perabot makan, dan peralatan lain yang sering digunakan dalam tempat yang mudah diraih Segera bersihkan semua tumpahan air, minyak, serta remah makanan Rapikan kumpulan kotak, tumpukan koran, serta kabel yang menghalangi jalan Perbaiki lantai dan karpet yang rusak atau mencuat Singkirkan karpet yang tidak diperlukan 4. Gunakan peralatan pengaman Menyediakan peralatan pengaman bisa membantu Anda mencegah lansia agar tidak mudah terjatuh di rumah. Buatlah lingkungan tempat tinggal lansia seaman dan senyaman mungkin dengan memasang peralatan berikut Memasang pegangan tangan pada kedua sisi tangga Menyediakan dudukan toilet khusus dengan penyangga lengan Alas antilicin di bawah pancuran air dan lantai kamar mandi yang sering dipijak Tempat duduk khusus di kamar mandi agar lansia bisa mandi sambil duduk Pegangan di sekitar pancuran air atau bak mandi 5. Upayakan rumah Anda memiliki cahaya yang cukup Menyingkirkan bahaya terlihat saja terkadang tidak cukup untuk mencegah lansia agar tidak terjatuh. Mereka sering kali tidak fokus dan tidak menyadari adanya bahaya karena menurunnya kemampuan penglihatan. Pastikan tempat tinggal lansia memiliki pencahayaan cukup dengan memasangkan lampu di kamar tidur, kamar mandi, serta lorong rumah. Tombol lampu pun juga harus bisa dicapai dengan mudah, dan selalu siapkan lampu senter yang mudah dijangkau untuk keadaan darurat. Catatan dari SehatQ Lansia jatuh disebabkan oleh hal-hal yang terkait dengan penurunan fungsi tubuhnya seiring penuaan yang terjadi. Pastikan Anda maupun caregiver yang menangani lansia selalu mendampingi di setiap kegiatan yang dilakukan. Punya pertanyaan seputar kesehatan lansia lainnya? Jangan ragu untuk chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SwehatQ. Download aplikasi SehatQ sekarang juga di App Store dan Google Play. Gratis!
Sebelumnya pada Kamis (4/8), Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyebutkan terdapat 25 anggota Polri yang tidak profesional dalam menangani TKP tewasnya Brigadir Yosua di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ia menyebutkan, 25 personel tersebut terdiri atas tiga orang berpangkat perwira tinggi bintang satu, lima kombes, tiga AKBP, dua Kompol, tujuh pama, lima bintara dan tamtama.
Hallo Safetyzen, pada kesempatan kali ini. Kami akan membahas toolbox safety yang berkaitan dengan bahaya kejatuhan benda. Ini termasuk bahaya mekanik. Untuk itu kita harus memahami lebih dalam untuk mengantisipasi masalah Kejatuhan BendaKejatuhan sesuatu dari atas telah menyebabkan sebagian besar luka berat dan bahkan kematian. Disamping mamakai topi dan sepatu pengaman, tindakan pencegahan berikut sangat penting untuk mencegah jenis kecelakaan ini. Objects falling from above and striking people below cause some of the most serious injuries and even fatalities. Besides wearing head and foot protections the following preventive action is very essential ti prevent these injuries. Bila bekerja diatas ketinggian. / Over head job 1 Beri peringatan kepada orang - orang di bawah dengan tanda peringatan menutup jalan masuk ketempat dibawah tersebut dan komunikasi yang baik Warn those below by signs, barricades, and good communication 2 Jangan membawa perkakas atau barang barang dengan tangan waktu naik atau turun dari tangga. Pergunakanlah tali dan tempat untuk menaik - turunkan perkakas atau barang - barang Don’t carry tools or materials up a ladder. Use a hand line, containers, or backets on a line. 3 Jangan meletakkan barang barang dan perkakas diats panggung kerja, diatas tangga, dipegangan tangga, atau pinggiran jendela. Keep tools and materials away from edges of platforms, ladders, off railings or window sills 4 Jangan mengantongi perkakas, karena akan jatuh waktu anda membungkuk Don’t stick tools in your pockets, because they may fall out when you bend Bekerja pada Penumpukan barang – barang. / Stacking materials 1 Barang barang harus ditumpuk ditempat yang rata dan dalam ketinggian yang aman Materials should be piled on a flat base, and at a reasonable height 2 Disekitar mesin mesin yang berputar matikan mesin sebelum mengerjakannya Turn off the engine before working on it. 3 Jangan meletakan perkakas di mesin mesin yang bergerak, karena perkakas tersebut bisa jatuh / terlempar ke arah anda Keep tools away from moving machinery, they may get thrown, fall on or fly at your or someone 4 Pakai tali untuk mengarahkan barang barang yang sedang diangkat dengan crane. Jangan langsung memakai tangan kosong untuk memegang barang tersebut. Use ropes to steer materials or equipment that are being lifted by overhead crane / crane equipment. Do not use bare hands. Bekerja Didalam Tanah / Underground 1 Kejatuhan batu adalah musuh utama miner underground. Falling rock is the worst enemy of the undergrounf miners 2 Periksa langit langit, dinding dan bagian depan terowongan sebelum mulai bekerja dan selama bekerja disana Check back, ribs, and face for loose rocks in your work place before working, and throughout the shift. 3 Laporkan / turunkan / beri penyangga batuan yang rawan segera setelah anda temukan Report/ remove / support all loose rocks observed immediately 4 Diterowongan yang baru saja di blasting, perikasa kondisi batuan, mulai ketempat yang sudah man ke arahtempat yang belum diperiksa In open ground, check for loose rocks and secure them for a safe ground towards the untested area. 5 Jangan berada terlalu lama didepan drawpoint. Do not expose your self too long before open drawpoints
0LhOlE. 08h47mica0.pages.dev/19008h47mica0.pages.dev/12808h47mica0.pages.dev/37808h47mica0.pages.dev/12108h47mica0.pages.dev/3008h47mica0.pages.dev/38208h47mica0.pages.dev/16708h47mica0.pages.dev/18108h47mica0.pages.dev/159
bahaya barang terjatuh dari atas